Hidup pengikut Kristus adalah suatu perjalanan dengan iman sebagai landasannya. Dalam alkitab disebutkan “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr 11:1). Iman ini ada dan bertumbuh dari pimpinan Roh Kudus dan terang firman Tuhan. Di keseharian, iman itu menjadi nyata dari cara kita memandang dan bertindak dalam menghadapi berbagai perkara kehidupan.
Perjalanan kehidupan tidaklah mulus dan akan ada berbagai rintangan. Dalam diri kita sendiri, terdapat dorongan untuk berbuat baik, namun ada juga keinginan daging yang mengarah pada dosa (Roma 17:15-25). Lewat perumpamaan seorang penabur (Mat 13:1-9, 18-23) kita diperingatkan ada berbagai hal yang dapat membuat firman Tuhan tidak berbuah dalam hidup kita. Hal ini dimulai dari ketidak-mengertian akan firman itu sendiri, adanya penindasan dan penganiyaan dari penentang firman serta kekuatiran hidup/duniawi.
Walau demikian, kita diharapkan untuk terus bertumbuh dalam kedewasaan dan menjadi saksi iman. Syukur kepada Allah, karena Ia yang memampukan kita untuk melakukannya. Salah satu teladan yang dapat kita lihat adalah Paulus, yang diubahkan dari kehidupannya sebagai seorang penganiya jemaat menjadi pengikut Kristus yang setia mengabarkan Injil hingga matinya*. Hal ini dilakukannya karena ia memandang ke depan dan mengerti bahwa nilai kekekalan yang dikerjakannya jauh lebih berharga dari apa yang ditawarkan dunia kini. Maka mari dalam penyerahan diri pada tangan kuasa Tuhan, kita pun jalani hidup ini menuju Kerajaan Kekal dengan terus melakukan misi-Nya mewartakan Injil.
* Lihat: Kis 9:1-31, Flp 1:21-22, Flp 3:4-16, 2 Kor 11:22-33, 2 Kor 12:8-10
Perjalanan kehidupan tidaklah mulus dan akan ada berbagai rintangan. Dalam diri kita sendiri, terdapat dorongan untuk berbuat baik, namun ada juga keinginan daging yang mengarah pada dosa (Roma 17:15-25). Lewat perumpamaan seorang penabur (Mat 13:1-9, 18-23) kita diperingatkan ada berbagai hal yang dapat membuat firman Tuhan tidak berbuah dalam hidup kita. Hal ini dimulai dari ketidak-mengertian akan firman itu sendiri, adanya penindasan dan penganiyaan dari penentang firman serta kekuatiran hidup/duniawi.
Walau demikian, kita diharapkan untuk terus bertumbuh dalam kedewasaan dan menjadi saksi iman. Syukur kepada Allah, karena Ia yang memampukan kita untuk melakukannya. Salah satu teladan yang dapat kita lihat adalah Paulus, yang diubahkan dari kehidupannya sebagai seorang penganiya jemaat menjadi pengikut Kristus yang setia mengabarkan Injil hingga matinya*. Hal ini dilakukannya karena ia memandang ke depan dan mengerti bahwa nilai kekekalan yang dikerjakannya jauh lebih berharga dari apa yang ditawarkan dunia kini. Maka mari dalam penyerahan diri pada tangan kuasa Tuhan, kita pun jalani hidup ini menuju Kerajaan Kekal dengan terus melakukan misi-Nya mewartakan Injil.
* Lihat: Kis 9:1-31, Flp 1:21-22, Flp 3:4-16, 2 Kor 11:22-33, 2 Kor 12:8-10