Paradigma kehidupan dalam sebagian masyarakat modern telah beralih kepada postmodernisme. Di zaman modern, semenjak era revolusi industri di abad ke-15, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mewujudkan kehidupan yang mapan dan nyaman dalam banyak segi. Namun masih adanya berbagai permasalahan dan ketidakpuasan terhadap kondisi zaman modern membuat gerakan postmodernisme berkembang sejak abad ke-20. Di antara berbagai ciri post-modernisme, yang diangkat dalam Persekutuan Pemuda bertema “Gaya Hidup Post-modern” adalah berkembangnya sifat hedonism, materialisme dan konsumerisme. Yaitu, sikap selalu mencari kepuasan diri sendiri, menilai segala sesuatu (bahkan orang lain) dari segi kepemilikan materi, serta kepuasan yang muncul bila sudah membeli/memiliki barang-barang bahkan yang sebenarnya tidak diperlukan. Dalam paradigma baru ini turut berkembang nilai kebenaran bukanlah berdasarkan agama, melainkan relatif berdasarkan sudut pandang setiap individu dan masyarakat.
Melalui pembahasan Alkitab, jemaat muda dalam persekutuan diingatkan bahwa sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan memiliki hidup baru hendaknya selalu mawas diri sehingga tidak terbawa arus dan menjadi sama dengan dunia. Jemaat dapat membedakan dan melakukan hal-hal yang seturut dengan kehendak Tuhan (Roma 12:2). Untuk itu, Firman Tuhan yang hakiki dan tinggal tetap harus terus direnungkan dan dijadikan pedoman dalam melangkah ke depan di tengah dunia yang terus berubah. Roma 13:12-14 menyatakan:
“Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”
Melalui pembahasan Alkitab, jemaat muda dalam persekutuan diingatkan bahwa sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan memiliki hidup baru hendaknya selalu mawas diri sehingga tidak terbawa arus dan menjadi sama dengan dunia. Jemaat dapat membedakan dan melakukan hal-hal yang seturut dengan kehendak Tuhan (Roma 12:2). Untuk itu, Firman Tuhan yang hakiki dan tinggal tetap harus terus direnungkan dan dijadikan pedoman dalam melangkah ke depan di tengah dunia yang terus berubah. Roma 13:12-14 menyatakan:
“Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”