Sungguh suatu hal yang menarik melihat kisah hidup Rut. Rut yang pada awalnya hanya seorang janda dari Moab, tetapi melalui keturunannyalah lahir seorang Mesias. Dalam Alkitab tertulis Rut mempunyai anak bernama Obed, yang merupakan kakek dari Daud (Rut 4:17) dan Yesus (Mat. 1:5).
Semasa hidupnya, Rut banyak mengalami pergumulan dan tantangan, yaitu ketika ia ditinggalkan oleh suaminya. Bukan pula hal yang mudah saat ia memutuskan untuk ikut ibu mertuanya, Naomi, kembali ke Bethelem, kampung halaman Naomi. Keputusannya ini menunjukkan kasih dan kesetiaan Rut kepada ibu mertuanya, walaupun suaminya telah meninggal. Ia telah menetapkan hati untuk mengikuti Allah bangsa Israel, bahkan rela meninggalkan keluarganya di Moab. Rut juga mengaku dengan tegas bahwa ia mempercayai Allah yang disembah Naomi (Rut 1: 16). Salah satu sikap dan komitmen yang patut kita teladani.
Setibanya di Bethlehem, suatu tempat yang asing baginya, Rut bersusah payah menghidupi dirinya dan Naomi. Rut memungut bulir-bulir jelai yg tercecer di ladang Boas, orang kaya kerabat Elimelekh, suami Naomi. Boas telah mengetahui kesetiaan Rut kepada Naomi dan memperlakukan Rut dengan baik. Atas petunjuk Naomi, Rut menjumpai Boas di tempat pengirikan pada malam hari. Ia memohon supaya Boas bertindak sebagai penebus mereka. Pada akhirnya, Rut menikah dengan Boas dan melahirkan putranya yang pertama, Obed.
Dari sini kita bisa melihat bahwa Allah tidak tinggal diam melihat umat-Nya yang mengalami kesulitan. Allah mempunyai rencana yang indah untuk Rut dan memberkatinya dengan suami dan kehidupan yang baik. Bahkan Rut sendiri dipilih Allah menjadi wanita yang dari rahimnya melahirkan sang Mesias. Semua ini dikarenakan Rut memiliki kepribadian dan iman yang menakjubkan. Berkaca dari kehidupan Rut, marilah kita selaku umat percaya senantiasa memiliki cinta kasih dan berlaku setia dalam segala hal, serta bersandar penuh hanya kepada Allah.
Semasa hidupnya, Rut banyak mengalami pergumulan dan tantangan, yaitu ketika ia ditinggalkan oleh suaminya. Bukan pula hal yang mudah saat ia memutuskan untuk ikut ibu mertuanya, Naomi, kembali ke Bethelem, kampung halaman Naomi. Keputusannya ini menunjukkan kasih dan kesetiaan Rut kepada ibu mertuanya, walaupun suaminya telah meninggal. Ia telah menetapkan hati untuk mengikuti Allah bangsa Israel, bahkan rela meninggalkan keluarganya di Moab. Rut juga mengaku dengan tegas bahwa ia mempercayai Allah yang disembah Naomi (Rut 1: 16). Salah satu sikap dan komitmen yang patut kita teladani.
Setibanya di Bethlehem, suatu tempat yang asing baginya, Rut bersusah payah menghidupi dirinya dan Naomi. Rut memungut bulir-bulir jelai yg tercecer di ladang Boas, orang kaya kerabat Elimelekh, suami Naomi. Boas telah mengetahui kesetiaan Rut kepada Naomi dan memperlakukan Rut dengan baik. Atas petunjuk Naomi, Rut menjumpai Boas di tempat pengirikan pada malam hari. Ia memohon supaya Boas bertindak sebagai penebus mereka. Pada akhirnya, Rut menikah dengan Boas dan melahirkan putranya yang pertama, Obed.
Dari sini kita bisa melihat bahwa Allah tidak tinggal diam melihat umat-Nya yang mengalami kesulitan. Allah mempunyai rencana yang indah untuk Rut dan memberkatinya dengan suami dan kehidupan yang baik. Bahkan Rut sendiri dipilih Allah menjadi wanita yang dari rahimnya melahirkan sang Mesias. Semua ini dikarenakan Rut memiliki kepribadian dan iman yang menakjubkan. Berkaca dari kehidupan Rut, marilah kita selaku umat percaya senantiasa memiliki cinta kasih dan berlaku setia dalam segala hal, serta bersandar penuh hanya kepada Allah.
Kata Rut kepada Naomi: ”Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ juga aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”
(Rut 1 : 16)
(Rut 1 : 16)