GOKIL! Sampe hari ini, kalo saya inget sama kejadian yang satu ini, saya masih saja kepingin nyengir kuda sendiri :D
Seputaran Stasiun KA Jatinegara, 2000.
Saya sudah tinggal di Jakarta. Calon suami saya yang waktu itu masih pacar saya, masih tinggal di Bandung. Dan karena kami sangat mencintai Bandung, saya memilih untuk menghabiskan hampir semua week end kami di Bandung. Dengan kata lain, saya yang ngapelin calon suami saya di Bandung. Saya berangkat dari Stasiun Jatinegara setiap Jumat sore, dan kembali dari Bandung Senin dini hari.
Suatu pagi, saya tiba di Jatinegara sekitar jam 8-9 pagi. Seperti biasa, terburu2, mau langsung menuju kantor. Jam2 segitu, agak susah nyari Taxi di daerah stasiun Jatinegara. Kecuali kalo saya mau naik Taxi2 bodong yang ga pernah mau pake argo. Biasanya taxi nya udah jelek, supirnya galak, baunya apek, dan ngeset harganya ga pake hati :(
Pagi itu, saya memutuskan untuk naik angkot saja. Karena sudah sekitar 15 menit menunggu, belum juga dapet taxi. Waktu saya sedang nunggu angkot di pinggir jalan, tiba2 ada seorang bapak tukang parkir yang menghampiri saya:
"Mbak, kalo mau nyegat angkot agak ke sebelah sana sedikit. Kalau di pertigaan gini biasanya mereka ga mau berenti"
"OK. Thank you"
Kenapa kok saya tiba2 sepik2 londo waktu itu? Saya juga ga tau. Reflek aja. Tokh kata2 yang saya pake waktu itu bener2 bahasa umum, semua orang pasti ngerti. OK. Dan thank you. Tapi saya ga sadar kalo sepik2 londo saya pagi itu ternyata berbuntut panjang....
Gara2 saya bilang: "OK. Thank you", sang bapak tukang parkir tadi berpikir kalo saya bukan orang lokal. Mungkin tebakannya saya ini orang interlokal, kalo bukan dari brunei, ya mungkin dari vietnam :D. Kalao dituduh orang Jerman atau Londo kayaknya ga mungkin. Karena rambut saya yang warnanya cuma kemerahan dan kulit saya yang coklat muda ;-p Selanjutnya dengan terbata2 bapak itu mencoba untuk bicara dengan saya dalam bahasa londo patah2:
"Where you going?"
"Kampung Melayu", saya jawab pendek, sekenanya.
"You take that car", katanya sambil menunjuk ke arah mikrolet jurusan Kampung Melayu.
"OK. Thank you" Lagi2 saya terjebak dalam reflek ber-sepik2 londo. Aneh, kenapa waktu itu saya ga coba untuk klarifikasi ke bapak itu ya? Entahlah...
Sebuah angkot jurusan kampung melayu berhenti di depan saya. Saya langsung naik, pengen segera menghilang dari pandangan bapak tadi, supaya saya ga terus terjebak dalam sepik2 londo yang lebih dalam lagi. Apes! Mengantar saya naik ke angkot, bapak tadi sempet meninggalkan beberapa patah pesan:
"Be careful, Miss... This car go to Kampung Melayu. You just stop at the Terminal. OK!"
"OK. Thank you." Ada sedikit kemiripan antara saya dengan keledai :D
Seorang ibu muda yang duduk dalam angkot mendengar apa yang diucapkan bapak tukang parkir. Dan terjadilah transfer asumsi dari bapak tadi ke ibu dalam angkot. Ibu baik hati itu juga mengira saya orang interlokal ;-p
"You're going to kampung melayu?" Sepik londonya jauh lebih better :D
Saya hanya mengangguk. Ga ingin kekecauan tambah parah. Ibu baik hati itu masih berbicara beberapa kalimat lagi. Tapi saya sudah ga bisa konsentrasi lagi. Saya bener2 ingin segera sampai di terminal kampung melayu, dan ngacir...!!
Pesan moral yang bisa ditangkap: Jangan suka nyegat angkot di pertigaan. Karena masalahnya bisa berbuntut panjaaang... ;-p