Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus -Filipi 3:8-
Shiv Khera, seorang motivator internasional pernah berkata “hidup ini seperti sebuah kafetaria. Anda mengambil piring, pilihlah makanan yang anda sukai, lalu bayarlah sesuai dengan apa yang anda ambil.” Shiv Khera hendak berkata bahwa kita layak mendapatkan apa yang kita inginkan sejauh kita bersedia membayar harganya. Seperti apa kehidupan kita hari ini menunjukkan kepada kita seberapa besar kita bersedia membayar harganya.
Berat badan saya masih kelebihan 6 Kg dari berat badan ideal. Mengapa bisa demikian? Karena saya tidak bersedia membayar harga untuk memiliki berat badan ideal. Saya tidak bayar harga untuk diet yang harusnya saya lakukan. Demikian juga saya kurang rajin jogging. Itu yang membuat berat badan saya masih kelebihan 6 Kg. seandainya saya bersedia bayar harga sehingga melakukan diet secara ketat dan rajin jogging, maka berat badan ideal yang saya inginkan pasti terwujud. Saya ingin, saya mampu, tapi saya tidak mau. Itu masalahnya! Saya mampu untuk melakukannya tapi saya tidak bersedia untuk melakukannya.
Kita ingin memiliki kerohanian yang kuat dalam Tuhan, tapi kita tidak pernah berdoa sebagai harga yang harusnya kita bayar. Kita ingin memiliki keluarga yang harmonis, tapi kita tidak pernah memiliki waktu untuk bersama-sama dengan mereka. Kita ingin sukses dalam bisnis dan karir, tapi kita tidak bersedia jika harus bekerja sedikit lebih keras. Kita ingin memiliki banyak teman, tapi kita tidak mau jika harus mengorbankan ego kita. Ingatlah bahwa setiap hal yang kita inginkan memiliki label harganya sendiri. Kita layak mendapatkan apa yang kita inginkan jika kita bersedia membayar harga yang tertera. Semakin banyak harga yang anda bayar, semakin banyak juga yang anda dapatkan. Semakin sedikit harga yang anda bayar, semakin sedikit juga yang bisa anda bawa pulang. Bagaimana dengan hidup anda? Jika selama ini apa yang anda inginkan dalam hidup belum terwujud, barangkali hal itu disebabkan anda yang tidak bersedia membayar harganya.
Diambil dari : RENUNGAN HARIAN “SPIRIT” DESEMBER 2010
Shiv Khera, seorang motivator internasional pernah berkata “hidup ini seperti sebuah kafetaria. Anda mengambil piring, pilihlah makanan yang anda sukai, lalu bayarlah sesuai dengan apa yang anda ambil.” Shiv Khera hendak berkata bahwa kita layak mendapatkan apa yang kita inginkan sejauh kita bersedia membayar harganya. Seperti apa kehidupan kita hari ini menunjukkan kepada kita seberapa besar kita bersedia membayar harganya.
Berat badan saya masih kelebihan 6 Kg dari berat badan ideal. Mengapa bisa demikian? Karena saya tidak bersedia membayar harga untuk memiliki berat badan ideal. Saya tidak bayar harga untuk diet yang harusnya saya lakukan. Demikian juga saya kurang rajin jogging. Itu yang membuat berat badan saya masih kelebihan 6 Kg. seandainya saya bersedia bayar harga sehingga melakukan diet secara ketat dan rajin jogging, maka berat badan ideal yang saya inginkan pasti terwujud. Saya ingin, saya mampu, tapi saya tidak mau. Itu masalahnya! Saya mampu untuk melakukannya tapi saya tidak bersedia untuk melakukannya.
Kita ingin memiliki kerohanian yang kuat dalam Tuhan, tapi kita tidak pernah berdoa sebagai harga yang harusnya kita bayar. Kita ingin memiliki keluarga yang harmonis, tapi kita tidak pernah memiliki waktu untuk bersama-sama dengan mereka. Kita ingin sukses dalam bisnis dan karir, tapi kita tidak bersedia jika harus bekerja sedikit lebih keras. Kita ingin memiliki banyak teman, tapi kita tidak mau jika harus mengorbankan ego kita. Ingatlah bahwa setiap hal yang kita inginkan memiliki label harganya sendiri. Kita layak mendapatkan apa yang kita inginkan jika kita bersedia membayar harga yang tertera. Semakin banyak harga yang anda bayar, semakin banyak juga yang anda dapatkan. Semakin sedikit harga yang anda bayar, semakin sedikit juga yang bisa anda bawa pulang. Bagaimana dengan hidup anda? Jika selama ini apa yang anda inginkan dalam hidup belum terwujud, barangkali hal itu disebabkan anda yang tidak bersedia membayar harganya.
Diambil dari : RENUNGAN HARIAN “SPIRIT” DESEMBER 2010